Asprov PSSI Kalsel Resmi Bubarkan Tim Sepak Bola Pon Kalsel

BANJARMASIN, Refrensi.id – Asprov PSSI Kalimantan selatan, resmi membubarkan L Tim sepak bola Kalsel, usai berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh dan Medan.

Pembubaran ini dipimpin Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman di kediaman orang tuanya almarhum H Abdussamad Sulaiman HB dan Hj Nurhayati, di Jalan Kampung Melayu, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kamis (26/9/2024),

Meski, Gagal meraih medali dan hanya menjadi Semi Finalis dalam ajang tersebut, Bang Hasnur menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas perjuangan para pemain dan offisial yang sudah berhasil menorehkan sejarah manis untuk Banua.

“Kita sudah sama-sama menjalani, mulai dari tim Pra Pon kemudian tim PON juga hingga selesai sampai dengan prestasi tertinggi yaitu semifinal,” ujar Bang Hasnur.

Bang Hasnur, Menjelaskan tim sepakbola PON Kalsel saat ini adalah generasi muda yang berprestasi serta sangat membanggakan masyarakat Banua Kalsel.

Oleh Karena itu, Hasnur mengajak para pecinta sepak bola untuk sama sama menjaga generasi muda tersebut mulai dari sisi pendidikan hingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak terlepas karir sebagai pemain sepak bola dan keluarga.

Bahkan, CEO Barito Putera itu juga berharap bisa melakukan kerjasama dengan tim sepakbola PON Kalsel yang dinilai telah memiliki bakat luar biasa serta memiliki semangat wajar sampai kaputing (Wasaka).

“Hal itu sudah ditunjukkan mereka setiap laga selama memperkuat tim PON ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, Bang Hasnur mengaku telah menggap para pemain sepak bola tim PON Kalsel sebagai bagian dari keluarga Barito Putera atau anaknya sendiri.

“Mereka adalah bagian dari keluarga besar kita di Barito putera juga, oleh karena itu sudah sepatutnya juga kita sebagai anggota keluarga bersama-sama membacakan doa, yasin dan tahlil,” ujarnya.

Bang Hasnur juga berharap, para generasi muda yang tergabung dalam tim sepak bola PON Kalsel pada kesempatan tersebut bisa memaknai nilai-nilainya.

Seperti Maulid Nabi, yakni hari kelahiran Baginda Rasulullah dan sebagai umatnya bisa menjalankan apa yang menjadi ajaran-ajarannya. Serta sama-sama berdoa dan berharap menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orangtua.

“Seperti yang saya sudah menganggap mereka seperti anak sendiri, berarti mama (Ibu) saya itu seperti nenek beliau (mereka) sendiri. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita berdoa bersama,” pungkasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours